Puluhan Guru SD di Wotanulumado Belajar Pendekatan Deep Learning
Bliko, LMN~ Puluhan guru SD di Gugus Barat Kecamatan Wotanulumado belajar Pendekatan Deep Learning melalui Workshop Pendekatan Deep Learning. Mereka berasal dari empat sekolah, yakni SD Inpres Beliko, SDK Tobilota, SDK Lamaniat, dan SDK Botung.
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 18 Januari 2025 sejak pukul 08.00 sampai 16.00. Workshop ini terlaksana di Aula SD Inpres Beliko, Desa Bliko, Kecamatan Wotanulumado, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Dalam giat ilmiah ini, puluhan guru ini difasilitasi oleh narasumber Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr. Adapun narasumber merupakan guru pada SMPN 1 Adonara Timur, Guru Penggerak Angkatan 2, Pengajar Praktik Angkatan 6, dan Pengajar Praktik Angkatan 9.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Gugus, Yasinta Lipat Sina, S.Ag. Dalam pembukaan, Yasinta mengatakan, guru perlu beradaptasi dengan segala perkembangan kekinian agar tidak ketinggalan zaman.
"Perkembangan terakhir, bahwa ke depan, sekolah-sekolah akan menerapkan Pendekatan Deep Learning. Karena itu, sebagai pengurus gugus, kami merasa perlu memfasilitasi para guru untuk memiliki kompetensi terhadap Pendekatan Deep Learning ini," urai wanita yang merupakan Kepala SD Inpres Beliko ini.
Usai pembukaan, narasumber Muhammad Soleh Kadir menyampaikan materi Mengenal Konsep dan Implementasi Pendekatan Deep Learning. Dalam materi ini, pria yang meraih Juara 3 Guru Berprestasi Tingkat NTT ini, menjelaskan tentang apa itu Pendekatan Deep Learning beserta contoh-contoh penerapannya dalam pembelajaran di sekolah. Termasuk menegaskan bahwa Deep Learning bukanlah kurikulum melainkan sebuah pendekatan.
"Dalam Pendekatan Deep Learning, dikenal ada tiga prinsip pembelajaran. Yakni Berkesadaran (Mindful), Bermakna (Meaningful), dan Menggembirakan (Joyful)," papar pria yang kerap kali diundang menjadi narasumber baik di tingkat TK, SD, SMP, dan SMA se-Kabupaten Flores Timur ini bahkan sampai ke Kabupaten Lembata.
Usai pemaparan materi, workshop dilanjutkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran Deep Learning. Narasumber yang juga telah menulis puluhan buku ini, memfasilitasi peserta untuk membuat RPP Deep Learning, bahan ajar power point, video pembelajaran, poster, booklet, dan soal berbasis HOTS.
"Kurikulum boleh berganti. Pendekatan boleh berubah. Tapi, kurikulum yang hidup itu sesungguhnya ada pada guru," ungkap narasumber yang merupakan lulusan PPG Universitas Negeri Jakarta tahun 2020 ini di akhir kegiatan.
Sementara itu, salah seorang peserta workshop, Katharina Sesilia Riberu menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang luar biasa karena mampu memaparkan materi dari konsep yang rumit menjadi sederhana dan mudah dipahami oleh para guru SD.
"Ada banyak ilmu baru terkait cara mudah yang dapat digunakan guru dalam membuat materi ajar, dengan menggunakan berbagai berbagai aplikasi. Kami tidak lagi dipusingkan dengan pembuatan administrasi yang banyak. Sehingga bisa lebih memfokuskan diri di kelas dengan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda," aku guru muda yang energik ini. [pr]
Komentar
Posting Komentar