Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Di Lembah Waikela, Kepemimpinan Anak Dibentuk CGP Marianus, CS

Gambar
Calon Guru Penggerak (CGP) terakhir yang saya dampingi dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur ini, bernama Marianus Piet Muda Carvallo, S.Pd.Gr. Beliau merupakan putera Larantuka Daratan yang ditempatkan di salah satu sekolah pelosok yakni SMPN 1 Adonara Tengah.  Pagi itu, Selasa, 25/10/22, saya bersama isteri Aisah Muhammad, S.Si., bertolak dari rumah di Lamahala kisaran pukul 09 pagi. Di musim begini, pukul 9 pagi itu matahari sudah tinggi dan lumayan panas terasa. Jupe Putih yang kami kendarai meluncur dalam kecepatan sedang melewati padatnya jalan Trans Adonara sepanjang Lamahala ke Waiwerang. Dari perempatan Toko Sahabat, Waiwerang, kami berbelok ke arah utara menuju Riang Muko. Di Kebun Raya Waiwerang, terlihat anak-anak SMAN 1 Adonara Timur sedang menggelar pertandingan sepak bola dalam rangka Bulan Bahasa.  Melewati jalanan berbatu dan berlubang yang tidak sedikit akibat banjir bandang setahun lebih lalu, kami mulai berpisah dengan Riang Muko da

Kolaborasi Satap Basarani Wujudkan Siswa Unggul yang Berdaya Saing

Gambar
Selepas mendampingi Calon Guru Penggerak (CGP) Alfonsius Sina Hurint, S.Pd. di SDK Tobilota, saya melanjutkan perjalanan menuju CGP berikutnya, yakni Ikbal Majid, S.Pd.Gr. Senin, 24 Oktober 2022. Menunggang kuda Jupe Putih, perjalanan menuju ke arah timur jalan Trans Adonara pada kisaran pukul 10 lewat ini, saya tempuh dengan santai-santai saja, tidak terlalu laju.  Udara yang sejuk sepanjang jalan lantaran pepohonan perdu yang merimbun di kanan kiri jalan membuat perjalanan ini semakin terasa nikmat. Dari Tobilota, Wailebe, menaiki tanjakan Botung, turun berkelok menuju Samasoge, tibalah saya 15 menit kemudian di SMPN Satap Basarani.  Dari pintu masuk halaman, saya memandang ke arah lingkungan sekolah. Tampak, para siswa dan guru tidak berpakaian seragam sekolah sedang sibuk mendirikan panggung dan sebagainya berlatih nyanyi. Memarkir Jupe Putih, saya disambut sepupu saya yang menjadi guru di sini, Sahdan Jailani dengan senyuman khasnya bersama CGP Tote yang merupakan dampingan Pengaj

Guru SD yang Kreatif dan Inovatif Itu adalah CGP Alfonsius Sina Hurint

Gambar
Jalanan yang berduri tetap aku gagahi Biar gunung yang tinggi pasti kan kudaki Detik-detik kenangan segar buat pedoman Sepanjang jalan taman impian oh... oh... Lagu Izinkan Selamanya Namamu di Hati karya Eye ini, menjadi pembuka perjalanan hari ke-3 saya dalam menjalankan tugas sebagai Pengajar Praktik pada program Kemendikbud Ristek Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur. Hari ini, Senin (24/10/22), saya akan mengunjungi Calon Guru Penggerak (CGP) Alfonsius Sina Hurint, S.Pd, di SDK Tobilota dan Ikbal Majid, S.Pd.Gr., di SMPN Satap Basarani.  Pukul 07.24, perjalanan saya mulai dengan terlebih dahulu mengantar anak saya Lingga Mahardika Atamua ke Kelompok Bermain (Kober) TK Nurul Iman Waiwerang. Dari sini, saya melanjutkan perjalanan ke Tobilota sejauh 25 kilometer. Langit sudah mulai terang dan udara segar pagi hari berangsur menghilang.  Kisaran 40 menit kemudian, saya tiba di SDK Tobilota. Memarkir Jupe Putih di halaman sekolah, saya berjalan menuju ruang guru.

CGP Bakri di Tengah Tugas Pokok, Tambahan, dan Pendidikan Guru Penggerak

Gambar
Tugas pokok seorang guru yakni mengajar. Sedangkan tugas tambahannya, bisa menjadi kepala sekolah, wakil, kepala urusan, bendahara BOS, wali kelas, dan pembina Pramuka.  Tidak terkecuali hal ini menghinggapi Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur asal SMPN 1 Ile Boleng, Bakri Wahid, S.Pd.Gr. Selain sebagai guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di 4 kelas 7 dan 2 kelas 8 dengan total 32 jam seminggu, CGP Bakri juga mendapatkan tugas tambahan yang lumayan banyak. Sebut saja dirinya dipercayakan sebagai Bendahara BOS, pengelola e-raport sekolah, Pembina Pramuka, dan Tim Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).  Dengan seabrek tugas yang diberikan oleh sekolah, tentu CGP Bakri amat kesulitan dalam membagi waktu. Ditambah lagi, saat ini dirinya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, yang tentu menguras banyak waktu.  Bagaimana tidak, pagi hari jam 6 dirinya harus sudah berangkat dari Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur menuju ke Desa Nele Lamawangi

Di Nyiur Melambai, CGP Ferdi itu Penggerak Kegiatan di Sekolah

Gambar
Pendampingan Individu 1 hari kedua pada Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur, saya helat pada Sabtu (22/10/22). Di hari kedua ini, sebagai Pengajar Praktik, saya mengunjungi 2 Calon Guru Penggerak (CGP), yakni Guru Ferdinandus Beda Daton, S.Pd., di SMPS Nyiur Melambai dan Guru Bakri Wahid, S.Pd.Gr., di SMPN Ile Boleng. Kedua sekolah ini berada pada satu kecamatan yang sama, yakni Kecamatan Ile Boleng.  Kisaran pukul tujuh lewat, saya bertolak dari rumah di Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur menuju Desa Riawale. Lantaran belum sarapan pagi, saya menyinggahi kantin nasi kuning di Pelabuhan Waiwerang untuk mengisi perut. Dari sini, saya langsung tancap gas menuju SMPS Nyiur Melambai.  Setiba di sekolah, saya langsung menemui CGP Ferdinandus. Ada pemandangan yang agak lain. Sebab di sekolah itu sedang tidak melaksanakan KBM, melainkan sedang menggelar perkemahan. Beberapa anggota Pramuka DKR Ile Boleng, datang menyalimi saya dan meminta waktu agar s

Secercah Sinar Mentari Harapan di Puncak Balaweling Witihama

Gambar
Pagi itu, Jumat (21/10/22), merupakan jadwal Pendampingan Individu 1 hari pertama yang saya lakukan dalam kapasitas sebagai Pengajar Praktik pada program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur. Saya memilih Calon Guru Penggerak (CGP) Albertus Inguliman di SMPN Balaweling sebagai CGP dampingan pertama. Berkuda Jupe Putih, saya berangkat dari sekolah saya, SMPN 1 Adonara Timur di Desa Lamahala Jaya, menuju sekolah CGP dampingan ini sekitar pukul 9 lewat. Jarak tempuh dari sekolah saya ke sekolah CGP ini kisaran 19 kilometer, saya tempuh kisaran 20-an menit. Dari Kecamatan Adonara Timur, melewati Kecamatan Kelubagolit, akhirnya saya tiba di Kecamatan Witihama dalam sinaran mentari pagi yang mulai hangat.  Dari cabang masuk setelah SDK Lamabelawa, saya melewati jalan semenisasi kira-kira 100 meter. Melintasi pemukiman warga, kebun, tempat pembakaran batu-bata, lalu menanjak bukit yang lumayan tinggi, tibalah saya di gerbang masuk SMPN Balaweling.  Disambut CGP Albertus

Pelayanan yang Ramah dan Super Cepat Ada di KPRI Usaha Jaya

Gambar
Hallo, Breun! Apa kabar hari ini? Saya doakan semoga Breun semua yang membaca tulisan ini, selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Aamiin. Nah, Breun. Kali ini, saya akan ceritakan satu lagi cerita perjalanan saya kemarin ke Larantuka. Perjalanan ini saya lakukan bersama istri saya, Aisah Muhammad. Kami ke Larantuka untuk urusan finansial. Ikuti perjalanan kami berikut, ya. Sekitar pukul 6 pagi, saya dan istri berkuda Jupe Putih melintas dari Lamahala ke Tobilota. Sepanjang jalan, kendaraan belum terlalu ramai. Di langit kelihatan juga belum cerah amat. Udara juga masih terasa segar kala dihirup.  Perjalanan yang kami tempuh kisaran 45 menit itu, tiba di Pelabuhan Asam Baku Tindis alias Tobilota. Kami memarkir Jupe Putih di tempat parkir seberang jalan provinsi, lalu berjalan kaki menuju kapal.  Menaiki kapal yang kebetulan sudah penuh penumpang, tak selang lama kami langsung berlayar, Breun. Sekira 10 menit, kapal sudah bersandar di Pelabuhan Larantuka. Kami menumpang ojek. Menariknya,