CGP Bakri di Tengah Tugas Pokok, Tambahan, dan Pendidikan Guru Penggerak


Tugas pokok seorang guru yakni mengajar. Sedangkan tugas tambahannya, bisa menjadi kepala sekolah, wakil, kepala urusan, bendahara BOS, wali kelas, dan pembina Pramuka. 

Tidak terkecuali hal ini menghinggapi Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur asal SMPN 1 Ile Boleng, Bakri Wahid, S.Pd.Gr. Selain sebagai guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di 4 kelas 7 dan 2 kelas 8 dengan total 32 jam seminggu, CGP Bakri juga mendapatkan tugas tambahan yang lumayan banyak. Sebut saja dirinya dipercayakan sebagai Bendahara BOS, pengelola e-raport sekolah, Pembina Pramuka, dan Tim Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). 

Dengan seabrek tugas yang diberikan oleh sekolah, tentu CGP Bakri amat kesulitan dalam membagi waktu. Ditambah lagi, saat ini dirinya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, yang tentu menguras banyak waktu. 


Bagaimana tidak, pagi hari jam 6 dirinya harus sudah berangkat dari Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur menuju ke Desa Nele Lamawangi, Kecamatan Ile Boleng. Tiba di sekolah, dirinya membantu menyiapkan siswa untuk apel lalu masuk mengajar. Siang harinya jam 1 begitu, dirinya harus kembali ke Waiburak lagi. Tiba di Waiburak, kisaran jam 2 siang, dirinya harus cepat-cepat istirahat dan makan siang lalu siapkan diri mengikuti kuliah PGP bersama fasilitator dan instruktur. Malam harinya, beliau masih harus membagi waktu untuk persiapan mengajar, administrasi BOS, dan tugas PGP yang hampir ada setiap hari dengan deadline waktu sampai jam 12 malam.

Belum lagi, jika ada urusan yang berkaitan dengan dana BOS, maka CGP Bakri harus meluncur ke Larantuka untuk konsultasi ke Dinas PKO Kabupaten Flores Timur. Seperti itulah rute setiap hari yang harus dilakoni oleh CGP Bakri sebagai abdi negara.

Saya berkesempatan menemui beliau dalam rangka Pendampingan Individu 1 hari ke-2. Hari itu, Sabtu (22/10/22) sekitar pukul 10 pagi, setelah mendampingi CGP Ferdinandus di SMPS Nyiur Melambai, saya melanjutkan perjalanan hingga tiba di sekolah CGP Bakri.

Usai memarkir Jupe Putih, saya disambut seorang siswi, yang mengenali saya sebagai Ketua Panitia Jambore Pramuka Tingkat Kwarcab Flores Timur baru-baru ini di Bumi Perkemahan Kapitan Lingga, Desa Lamahala Jaya. 


"Selamat pagi, Pak," katanya sambil mengulurkan tangan diikuti senyum ramahnya.

"Oh, iya, selamat pagi," balas saya sembari membuka kaca mata hitam yang saya kenakan. 

"Mau ketemu siapa, Pak?" katanya lagi.

"Saya mau ketemu Pak Bakri," jawab saya.

"Baik, Pak. Mari ikut saya," balas anak ini dengan cekat sembari mempersilakan saya berjalan menuju ruang guru. 

Setelah mempersilakan saya masuk dan disambut Pak Bakri, anak ini pun pergi. Saya berjabatan tangan dengan beberapa guru dan pegawai yang sedang duduk santai di teras ruang guru. Pak Bakri mengajak saya masuk ke ruangan kepala sekolah. 

"Wah, ruangan kepala sekolah kayak ruangan kepala dinas nih," gurau saya begitu masuk ke ruangan kepala sekolah dan berjabatan tangan dengan Kepala Sekolah, Antonius Sanga Miten, S.Pd. 


Ngobrol basa-basi sebentar, saya meminta izin kepala sekolah untuk melakukan proses pendampingan bersama CGP Bakri. Saya mulai menanyakan perkembangan pembelajaran daring yang dilakukan oleh Pak Bakri. 

Tidak jauh beda dengan 2 CGP sebelumnya, Albertus dan Ferdinandus, CGP Bakri menggambarkan tentang aktivitas pembelajarannya serta tugas-tugas yang diberikan. Saya pun masuk kepada konten materi yang dipelajari oleh CGP Bakri. Beliau menjelaskan tentang materi-materi yang didapatkan meliputi 1.1 Filosofi Pemikiran KHD, 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, 1.3 Visi Guru Penggerak, dan 1.4 Budaya Positif.

"Saya tertarik dengan Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, karena beliau mengajarkan tentang bagaimana guru harus memposisikan diri sebagai seorang pelayan dan penuntun bagi peserta didik. Memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman merupakan suatu keharusan. Bagi saya, ini luar biasa," ungkap CGP Bakri.

Beberapa aksi nyata modul 1.1 sampai 1.4 yang dijalankan oleh CGP Bakri disampaikan olehnya secara baik dan terstruktur. Begitu pula tantangan dan solusi dalam mengatasi tantangan aksi nyata beliau sampaikan pula. 

Di akhir, diskusi itu, saya mengarahkan CGP Bakri untuk membuat 1 program unggulan di sekolah yang diinisiasi oleh CGP namun dapat menggerakkan seluruh aset pada ekosistem sekolah dan dilaksanakan secara rutin dan membudaya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. "Saya tantang Pak Bakri, bisa tidak buatkan 1 program unggulan seperti 15 menit membaca sebelum KBM setiap hari Sabtu, guna mengatasi persoalan gagap Calistung di sekolah," tantang saya.

Saya pun melanjutkan, "Jika kendalanya pada keterbatasan buku, sekolah bisa mengeluarkan himbauan kepada para siswa untuk menyumbangkan 1 bahan bacaan non-teks pelajaran, seperti komik, majalah, buletin, atau koran. Bahan bacaan ini bisa diroling dalam kelas setiap Sabtu, lalu diroling lagi ke kelas lainnya setiap bulan. Di akhir tahun, bahan bacaan ini disimpan di perpustakaan dan para siswa kembali menyumbangkan buku baru untuk program ini lagi di tahun pelajaran baru," papar saya sembari melanjutkan bahwa program ini dapat didorong oleh CGP Bakri sebagai program unggulan pada saat Lokakarya Akhir Festival Panen Hasil Karya.

Mendengar itu, CGP Bakri tertarik dan berkomitmen untuk melaksanakan program ini mulai bulan depan. "Saya akan sampaikan program ini kepada kepala sekolah dan para guru sehingga kami dapat menjalankannya bersama," janji CGP Bakri.


Usai mewawancarai CGP Bakri, saya melanjutkan wawancara bersama kepala sekolah, rekan sejawat Ibu Hildegardis Ose Muda Makin, M.Pd., dan seorang siswa Renaldi Sada Kian.


Mengakhiri pendampingan itu, saya diberi kesempatan untuk mempromosikan program Pendidikan Guru Penggerak dan Implementasi Kurikulum Merdeka kepada para guru dan pegawai. Kira-kira 15 menit saya menyampaikan materi ini. Lalu, saya bersama kepala sekolah dan CGP Bakri kembali ke ruangan kepala sekolah untuk menyelesaikan administrasi pendampingan.

Rangkaian proses Pendampingan Individu 1 kepada CGP Bakri telah tuntas terlaksana hari itu. Sekitar pukul 12 siang, saya pun pamit meninggalkan SMPN 1 Ile Boleng.[pr]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puluhan Guru SD di Wotanulumado Belajar Pendekatan Deep Learning

Gandeng PGRI Flores Timur, Adonara Edu Gelar TOT Guru Narasumber

SPENSA ADOTIM TAKLUKKAN MARGOT 3-0