Pelayanan yang Ramah dan Super Cepat Ada di KPRI Usaha Jaya
Hallo, Breun! Apa kabar hari ini? Saya doakan semoga Breun semua yang membaca tulisan ini, selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Aamiin.
Nah, Breun. Kali ini, saya akan ceritakan satu lagi cerita perjalanan saya kemarin ke Larantuka. Perjalanan ini saya lakukan bersama istri saya, Aisah Muhammad. Kami ke Larantuka untuk urusan finansial. Ikuti perjalanan kami berikut, ya.
Sekitar pukul 6 pagi, saya dan istri berkuda Jupe Putih melintas dari Lamahala ke Tobilota. Sepanjang jalan, kendaraan belum terlalu ramai. Di langit kelihatan juga belum cerah amat. Udara juga masih terasa segar kala dihirup.
Perjalanan yang kami tempuh kisaran 45 menit itu, tiba di Pelabuhan Asam Baku Tindis alias Tobilota. Kami memarkir Jupe Putih di tempat parkir seberang jalan provinsi, lalu berjalan kaki menuju kapal.
Menaiki kapal yang kebetulan sudah penuh penumpang, tak selang lama kami langsung berlayar, Breun. Sekira 10 menit, kapal sudah bersandar di Pelabuhan Larantuka. Kami menumpang ojek. Menariknya, ketika ditanya hendak ke mana, saya menjawab ke Koperasi Usaha Jaya. Si ojek langsung paham dan tahu persis alamatnya. Simpulan saya, nama KPRI Usaha Jaya, tidak lagi asing di telinga orang-orang, termasuk tukang ojek.
Tidak sampai 5 menit, Breun, tibalah kami di depan kantor KPRI Usaha Jaya. Letaknya di Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao, tepatnya di Lingkungan Gege. Tampak beberapa kendaraan roda dua terparkir di tempat parkir sebelah kiri dan kanan. Sementara, sebuah bangunan kantor yang tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, tampak berdiri kokoh, bersih, dan asri menyambut kedatangan kami.
Kami memasuki kantor ini dan persis di ruang lobi, seorang karyawan sudah menyambut kami dengan senyuman ramah, tatapan penuh keakraban, sembari berdiri mengulurkan tangan. Saya pun membalas penyambutannya dengan tatapan dan senyuman penuh kehangatan sembari menggapai tangannya.
"Selamat pagi, Pak Pion," ucap sang karyawan yang tidak lain adalah Pak Frengky.
"Selamat pagi, Ama," balas saya dengan sapaan Ama demi mengakrabkan kami yang merupakan sesama orang Adonara.
Kami bertiga lalu bercengkrama sebentar, basa-basi, lalu saya disodorkan untuk mengisi buku tamu. Setelah buku tamu diisi, saya diantar masuk ke ruangan pelayanan yang pintunya dalam keadaan tertutup.
Saya bersama isteri masuk ke dalam ruangan ini yang langsung disambut belaian AC yang sejuk disertai senyuman keakraban dari para karyawan yang ada di dalam. Ada seorang Ibu yang duduk persis di hadapan saya menyambut dengan ucapan selamat datang, ada Pak Hori di pojok kiri saya yang dengan senyuman khasnya yang ramah, seorang Bapak di bagian teller, seorang Ibu berjilbab yang sempat saya boncengi menggunakan motor Scoopy miliknya ketika numpang ke Alem Art saat Diklat tempo hari, ada Ibu Ida yang langsung menyapa saya dengan menyebut nama, serta dua siswi magang berseragam putih abu.
Sepintas, saya merasa benar-benar dihargai di kantor ini. Bagaimana tidak, semua orang yang ada di kantor ini, refleks tanpa komando memberikan penyambutan kepada para nasabah yang datang. Bagi customer, bukan soal terpenuhinya permintaan, tetapi penyambutan yang ramah, menjadi kunci pertama kami jatuh cinta dengan sebuah pelayanan jasa.
Lanjut. Saya bersama istri lalu duduk di depan meja yang berhadapan dengan Ibu Ida. Kami lalu menyampaikan keperluan finansial kami sembari menyodorkan berkas yang diminta semalam saat saya berkonsultasi dengan beliau melalui WA. Namun, ternyata berkas yang saya bawa tidak sesuai dengan apa yang beliau minta.
"Yang saya minta itu daftar rincian pemotongan, Pak. Kalau ini daftar gaji," ucap Ibu Ida.
Sembari tersipu malu, saya menjawab, "Saya pikir ini yang Ibu minta. Sabar, ya. Saya telepon bendahara dinas dulu, ya, Bu," balas saya.
Saya lalu menelepon, tetapi beliau tidak mengangkat.
"Tidak apa, Pak. Biar kita hitung saja data yang ada, ya," sambung Ibu Ida dengan tetap memberikan senyuman hangat. Saya sudah agak lega. Padahal, saya sempat berpikir untuk pinjam lagi motor Scoopy milik Ibu Berjilbab, agar bisa ke Dinas PKO untuk mengambil berkas yang diminta. Syukurlah.
Semenit kemudian, bendahara dinas menghubungi saya dan saya menyampaikan bahwa keperluan saya sudah bisa diatasi oleh Ibu Ida. Lanjut.
Tak sampai 7 menit, Ibu Ida menghitung pinjaman kami, lalu memberikan tiga opsi serta menjelaskan keuntungan dan kerugian ketiga opsi tersebut. Bagi saya, cara seperti ini juga merupakan salah satu bentuk pelayanan yang baik karena customer diberikan hak yang luas untuk menentukan pilihan jasa layanan dengan berbagai pertimbangan yang rasional.
Saya meminta waktu semenit dua untuk berdiskusi bersama sang istri. Alhasil, kami menentukan salah satu pilihan layanan. Kami lalu menandatangani beberapa berkas yang disiapkan. Lantaran saat itu, uang tunai di tangan teller belum mencukupi, kami dimintai menunggu sejenak karena dua orang pegawai, sedang mengambil uang tunai di ATM terdekat.
Memanfaatkan waktu luang, saya bersama isteri berjalan keliling melihat ruangan-ruangan yang ada di kantor ini. Ada ruang karyawan, ruang lobi, ruang pengurus, 2 ruang pertokoan, serta sebuah lemari kaca di depan pintu masuk berisi deretan piala, sertifikat, serta piagam penghargaan.
Breun, di antara semua tropi itu, saya mendapati sebuah sertifikat bertuliskan, Juara 1 Penilaian Koperasi Berprestasi yang ditandatangani oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si. Dalam hati saya tersirat kebanggaan mendapati perihal ini, bahwa koperasi yang saya ikuti ini, bukan koperasi kaleng-kaleng, apalagi abal-abal. Selain sertifikat ini, masih ada beberapa penghargaan koperasi terbaik dari berbagai institusi dengan berbagai kategori dan tingkatan.
Saya bersama isteri kemudian mengunjungi pertokoan. Seorang Ibu menyambut kami dengan senyuman ramah dan mengajak kami melihat-lihat barang yang ada. Beliau menjelaskan nama barang, harga, serta kelebihan barang. Ada barang perlengkapan sekolah, sembako, peralatan rumah tangga, serta masih banyak lainnya.
Beliau juga mengantar kami ke ruangan toko yang kedua. Di sini, kami mendapati berbagai barang rumah tangga, seperti spring bed, lemari pakaian, lemari makan, dan lainnya. "Bapak bisa pilih barang mana yang Bapak mau. Tidak usah bayar kes. Nanti akan dipotong dari gaji Bapak, tentu dengan bunga sedikit. Bunga ini juga nanti akan Bapak nikmati dalam bentuk SHU di akhir tahun buku," sekira itu kata-kata pelayanan yang disampaikan oleh Ibu ini saat kami melihat-lihat barang yang ada dalam ruangan toko ini.
"Ayah, kita pesan 1 spring bed, buat Mama, ya," kata istri saya sembari memegang sebuah spring bed.
"Ya, sudah. Kebetulan baru-baru Mama juga omong langsung ke saya supaya beli kasih Mama 1 spring bed. Kita ambil 1, ya," timpal saya.
Tak selang lama, Ibu Ida datang memanggil kami untuk melakukan transaksi.
"Uangnya belum datang, tapi kami pakai dulu uang di pos lain untuk kasih Bapak Ibu bawa pulang dulu. Nanti uang datang baru kami ganti," ucap Ibu Ida.
Saya bersama istri dan Ibu Ida kembali ke ruang karyawan. Saya lalu menghadap teller dan menandatangani secarik kwitansi serta menerima uang tunai dimaksud.
Usai menghitung uang tunai tersebut, kami menyalami semua karyawan dan anak magang yang ada lalu berpamitan pulang. Dalam perjalanan ke luar kantor, istri saya nyeletuk, "Cepat sekali, ya, pelayanan di sini. Ini kalo di bank maka kita datang hari ini baru urus berkas. Setelah itu tunggu sampai 1 minggu gitu baru kita bisa datang ambil uang."
"Benar. Ini sama dengan pelayanan ketika kita pinjam pertama pada dua tahun lalu, to? Datang hari itu, tidak sampai 2 jam, kita langsung pulang bawa uang sesuai kebutuhan kita," timpal saya.
Kami pun meninggalkan kantor dengan senyum gembira, pertanda permintaan kami terkabulkan. Tidak hanya itu, pelayanan di kantor ini yang ramah dan super cepat, membuat kami benar-benar merasa sangat dihargai.
Sekilas, saya mengingat kembali pernyataan Ketua KPRI Usaha Jaya, Gregorius Talu Werang, "Bapak Ibu anggota ini pemilik koperasi. Kami ini hanya pengelola harta Bapak Ibu. Karena itu, kami harus melayani Bapak Ibu dengan baik." Ucapan ini bukan sekadar retorika, tapi benar-benar nyata dan terbukti.[pr]
Komentar
Posting Komentar