Guru SD yang Kreatif dan Inovatif Itu adalah CGP Alfonsius Sina Hurint
Jalanan yang berduri tetap aku gagahi
Biar gunung yang tinggi pasti kan kudaki
Detik-detik kenangan segar buat pedoman
Sepanjang jalan taman impian oh... oh...
Lagu Izinkan Selamanya Namamu di Hati karya Eye ini, menjadi pembuka perjalanan hari ke-3 saya dalam menjalankan tugas sebagai Pengajar Praktik pada program Kemendikbud Ristek Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur. Hari ini, Senin (24/10/22), saya akan mengunjungi Calon Guru Penggerak (CGP) Alfonsius Sina Hurint, S.Pd, di SDK Tobilota dan Ikbal Majid, S.Pd.Gr., di SMPN Satap Basarani.
Pukul 07.24, perjalanan saya mulai dengan terlebih dahulu mengantar anak saya Lingga Mahardika Atamua ke Kelompok Bermain (Kober) TK Nurul Iman Waiwerang. Dari sini, saya melanjutkan perjalanan ke Tobilota sejauh 25 kilometer. Langit sudah mulai terang dan udara segar pagi hari berangsur menghilang.
Kisaran 40 menit kemudian, saya tiba di SDK Tobilota. Memarkir Jupe Putih di halaman sekolah, saya berjalan menuju ruang guru. Persis di teras ruang guru, CGP Alfonsius sudah berdiri sembari membagikan senyuman manis khasnya bersama kepala sekolah, Mikael Sabon Nama, S.Pd.
Basa-basi sebentar, saya lalu meminta waktu untuk memulai pendampingan bersama CGP Alfonsius. Kami memilih teras ruang guru sebagai tempat untuk melaksanakan pendampingan. Sebelum memulai pendampingan, saya meminta seorang siswa untuk memotret aktivitas kami. Namun, semua siswa yang ada di situ datang mengerumuni saya dan meminta foto bersama. Akhirnya, saya layani anak-anak ini dulu.
"Bagaimana kesibukan PPG dan PGP yang sedang digelar ini?" tanya saya mengawali percakapan saya bersama CGP Alfonsius.
"Sabtu kemarin, saya baru saja menyelesaikan UP (Uji Pengetahuan, pen). Sehingga saya sudah bisa agak ringan mengikuti guru penggerak ini," ujar CGP Alfonsius.
"Bagaimana rasanya mengikuti dua program bersamaan?" tanya saya lagi sekadar memancing suasana agar lebih cair.
CGP Alfonsius menceritakan, dirinya cukup kesulitan membagi waktu saat melaksanakan dua program ini bersamaan. "Pernah satu kali, saat kami sedang mengikuti vikon ruang kolaborasi bersama CGP lainnya, saya terpaksa menolak tawaran menjadi moderator. Karena di saat bersamaan, saya sedang vikon PPG. Untung, teman-teman CGP memaklumi," tuturnya.
Pertanyaan saya lanjutkan pada aspek konten materi pendampingan. Saya mulai menanyakan materi apa saja yang dipelajari selama kisaran 2 bulan ini. Filosofi Pemikiran KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif secara teoritis didedah oleh CGP Alfonsius secara baik.
"Mungkin bisa dijelaskan satu persatu aksi nyata yang dilakukan dari materi-materi tersebut?" pancing saya hendak mengetahui lebih dalam penerapan materi-materi yang didapatkan secara virtual bersama Fasilitator dan Instruktur selama ini.
"Konsep menuntun, saya terapkan dengan cara menuntun peserta didik menyimak video pembelajaran yang saya buat, lalu saya minta mereka menjawab pertanyaan dalam LKPD, dan mengajak mereka bertanya jawab atas jawaban anak-anak tersebut," terangnya.
CGP Alfonsius melanjutkan, "Konsep menghamba pada anak, saya terapkan saat memberikan pelayanan pembelajaran kepada masing-masing anak berdasarkan kebutuhan mereka. Untuk anak-anak yang berkemampuan rendah, saya berikan lebih banyak waktu dalam membimbing. Sedangkan, anak-anak yang berkemampuan tinggi, saya jadikan sebagai tutor sebaya untuk membantu saya dalam melayani anak-anak lainnya," papar CGP Alfonsius.
Dirinya kembali melanjutkan, "Nilai dan Peran Guru Penggerak saya terapkan dengan cara berkolaborasi dengan peserta didik saat pembelajaran misalnya kami ke taman atau ke kebun dan ke laut lalu melakukan eksperimen serta mengambil video dan foto. Selanjutnya, kami pulang dan tayangkan pada projektor untuk kami bahas bersama," cerita CGP Alfonsius.
"Saya juga menyiapkan perangkat pembelajaran secara digital dengan membuat aplikasi. Di dalam aplikasi ini, terdapat daftar hadir, daftar nilai, RPP, bahan ajar, dan lainnya. Semua orang dapat membuka aplikasi ini jika saya berikan aksesnya, termasuk orang tua siswa. Sehingga semua punya peran yang sama dalam mengawal perkembangan siswa," terang CGP Alfonsius.
Sampai di titik ini, saya dibikin kagum oleh CGP Alfonsius. Bagaimana tidak, kemampuan beliau dalam mengakses perangkat digital begitu luar biasa. Kemampuan ini ia terapkan dengan memerdekakan siswa dalam pembelajaran. Siswa juga terlibat aktif dalam menyiapkan sumber belajar. Guru tipe ini, bagi saya, merupakan guru limited edition di kabupaten ini. Apalagi, khusus pada tingkatan sekolah dasar.
Pada saat refleksi, saya memancing CGP Alfonsius untuk membuat sebuah program unggulan yang nanti akan dipresentasikan saat Festival Panen Hasil Karya. "Dari kompetensi yang Pak Alfonsius miliki, saran saya, sebaiknya Pak Alfonsius menggarap program membuat video bersama siswa lalu diupload pada YouTube. Video ini berisi cerita keseharian anak-anak di sekolah atau di lingkungan rumah. Libatkan para guru dan siswa lainnya, baik sebagai pemeran maupun sebagai penyiap fasilitas. Nanti di lokakarya terakhir itu, Pak Alfonsius bisa presentasikan di hadapan undangan," rangsang saya.
Mendengar itu, Pak Alfonsius menyampaikan kesiapannya dalam menyukseskan program ini. Dirinya juga menyampaikan komitmen untuk merealisasikan program ini hingga akhir PGP ini.
Selepas melakukan pendampingan bersama CGP Alfonsius, saya melanjutkan aktivitas yakni mewawancarai kepala sekolah, guru rekan sejawat Susanti Benga Raben, S.Pd., dan siswa Ignasius Yoga Atawolo. Kepala sekolah juga meminta kesediaan saya agar pada pendampingan kedua nanti saya dapat memberikan motivasi kepada para guru tentang PGP ini.
Meninggalkan sekolah itu, sembari mengendarai Jupe Putih, saya kembali bernyanyi. Kali ini, saya menyanyikan lagu Tak Bisakah karya Ariel Noah.
Tak bisakah kau menungguku
Hingga nanti tetap menunggu
Tak bisakah kau menuntunku
Menemani dalam hidupku oh
Ku berjalan berjalan memutar waktu
Berharap temukan sisa hatimu
Mengertilah ku ingin engkau begitu
Mengerti kau di dalam hatiku
[pr]
Komentar
Posting Komentar