E-Raport Kurikulum Merdeka dan Guru Alfonsius yang Merdeka Mengajar


Part 1

Kendati masih pagi, hawa panas sepanjang perjalanan Lamahala menuju Tobilota mulai terasa menghinggapi kulit. Sebagian besar badan jalan yang mendapatkan sentuhan aspal baru, perlahan-lahan mengeluarkan uapnya akibat tersengat terik mentari pagi. Pukul delapan lewat kira-kira, Jupe Putih yang memapah tubuh saya, memarkir di halaman SDK Tobilota. Kali ini, saya melakukan Pendampingan Individu 3 pada Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Flores Timur atas nama Alfonsius Sina Hurint, S.Pd.SD.,Gr. Almanak bertajuk 12 Desember 2022.

Lantaran, kali ketiga, saya tak lagi merasa sungkan masuk ke ruangan guru yang menyatu dengan ruangan kepala sekolah.

“Selamat pagi, Pak Kepala!” salam saya singkat sembari mendekati meja sang kepala sekolah.

“Selamat pagi, Pak Pion. Kami sudah tunggu dari tadi. Biasanya sudah tiba di sini jam delapan,” ungkapnya.

“Ya, Bapak. Saya agak telat ke sini karena harus ke sekolah dulu untuk menyelesaikan beberapa urusan lalu ke sini,” balas saya.

Kami terlibat percakapan basa-basi sebagai penghangat pertemuan.

“Oh, iya, Pak Pion. Sebelumnya, saya minta maaf. Walaupun ini kegiatan Pak Pion mendampingi Pak Alfonsius dalam Program Guru Penggerak, saya dan guru-guru meminta waktunya Pak Pion sedikit,” ujar Pak Kepala Sekolah, pria paruh baya yang saya ketahui berasal dari Kecamatan Kelubagolit.

“Ada apa memangnya, Pak Kepala?” tanya saya memastikan keperluannya.

“Begini, Pak. Kami ini mau mengisi e-raport. Tapi, kami kesulitan mengisi karena kelas 1 dan 4 menggunakan Kurikulum Merdeka. Jadi, kami mau minta pencerahan sedikit dari Pak Pion terkait pengisian raport ini bagaimana? Apakah ada format daftar nilai Kurikulum Merdeka yang bisa kita gunakan untuk menghasilkan nilai raport?” tanya Pak Kepala Sekolah dengan nada pengen tahu dan amat membutuhkan jawaban.


“Ya, Bapak. Khusus untuk Kurikulum Merdeka, menggunakan aplikasi e-raport yang baru. Format daftar nilainya pun sudah berubah dari K13 ke Kurikulum Merdeka. E-raport terbaru memang lebih sederhana ketimbang e-raport pada kurukulum sebelumnya. Ini karena nilai yang diisi pada aplikasi baru, hanya satu nilai saja yakni nilai raport. Nah, untuk mendapatkan nilai raport ini, kita menggunakan daftar nilai tersendiri, yang di dalamnya terdapat nilai asesmen formatif setiap Tujuan Pembelajaran dalam beberapa lingkup materi selama 1 semester. Ditambah, nilai asesemen sumatif dari sumatif semua lingkup materi atau Penilaian Harian, serta nilai sumatif PTS dan PAS. Semua nilai ini, baik formatif maupun sumatif dihitung satu lalu dirata-ratakan sehingga menghasilkan 1 nilai raport. Nilai inilah yang akan kita gunakan pada pengisian eraport,” terang saya panjang lebar.

“Pak Pion, bagaimana kalau saya kumpulkan semua guru dulu, baik yang menggunakan K13 maupun Kurikulum Merdeka. Lalu, Pak Pion jelaskan kepada kami semua. Bisa kah?”

“Baik, Bapak. Kalau begitu, saya minta dipasangkan projector supaya jelaskannya pakai format yang dilihat bersama lalu kita dapat berdiskusi kalau ada yang belum paham,” timpal saya yang langsung diikuti dengan gerak cepat Kepala Sekolah keluar ruangan memanggil semua guru sembari menyiapkan perangkat projector.

Tidak lama, semua guru sudah berkumpul dalam ruangan guru. Projector pun terpasang beserta layarnya. Saya mulai menampilkan format daftar nilai dan menjelaskan poin perpoin. Saya mulai menjelaskan ulang materi seperti yang saya sampaikan pada Kepala Sekolah tadi. Saya pun melanjutkan penjelasan pada hal yang belum saya sampaikan.

“Bapak dan Ibu sekalian. Nilai yang muncul pada setiap nilai formatif Tujuan Pembelajaran itu, diperoleh dari nilai proses pelaksanaan 1 Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Dasar pada K13. Nilai ini merupakan gabungan dari nilai Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap selama pembelajaran 1 TP. Pengetahuan diperoleh dari nilai hasil LKPD ditambah nilai post test. Nilai keterampilan diperoleh dari keterampilan berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Sedangkan nilai sikap diperoleh dari sikap spiritual saat berdoa dan menghargai siswa lain berdoa serta nilai sikap sosial yakni perilaku siswa saat pembelajaran, baik memperhatikan guru, aktif, peduli, kerja sama, dan lainnya. Rerata nilai Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap inilah yang kemudian menghasilkan 1 nilai formatif Tujuan Pembelajaran,” terang saya panjang lebar lagi diikuti contoh praktis penerapannya dalam pembelajaran yang saya gunakan dengan lingkup materi Teks Deskripsi.

“Selanjutnya, Bapak dan Ibu sekalian. Hal yang tidak kalah penting dalam pengisian nilai pada e-raport baru ini selain nilai yang diisi cuma 1 nilai saja, yakni penginputan kalimat Tujuan Pembelajaran. Kalimat tujuan pembelajaran yang dibuat itu, hanya mengandung kompetensi dan konten. Jumlah karakter dalam 1 kalimat tujuan hanya 100 karakter, sehingga kalimatnya tidak panjang-panjang, sebagaimana kalimat Tujuan Pembelajaran pada K13 yang harus mengandung unsur Audience, Behavior, Condition, dan Degree. Kali ini, kalimat Tujuan Pembelajaran cukup mengandung kompetensi dan konten,” papar saya diikuti contoh praktis penerapannya pada lingkup materi Teks Deskripsi yang menghasilkan 4 kalimat Tujuan Pembelajaran.


Kami pun terlibat tanya jawab serius usai penjelasan materi. Dua guru kelas, kelas 1 dan 4, yang melaksanakan Kurikulum Merdeka, lebih intens menyampaikan tanggapan, selain kepala sekolah. Sementara guru-guru kelas lainnya juga menyampaikan tanggapan mereka. Apalagi, berdasarkan informasi terbaru, aplikasi e-Raport ini digunakan untuk semua jenjang kelas, termasuk yang menggunakan Kurikulum 2013.

Sekitar 1 jam lebih kami terlibat dalam giat dadakan ini. Usai ini, saya memohon diri untuk melakukan Pendampingan Individu bersama CGP Alfonsius.[pr]

(Bersambung Part 2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puluhan Guru SD di Wotanulumado Belajar Pendekatan Deep Learning

Gandeng PGRI Flores Timur, Adonara Edu Gelar TOT Guru Narasumber

SPENSA ADOTIM TAKLUKKAN MARGOT 3-0