Viral! 363 Siswa SMPN 1 Adotim Mapping Area Banjir Bandang

LMN_Lamahala: Sebanyak 363 siswa SMP Negeri 1 Adonara Timur melakukan Mapping Area (pemetaan wilayah) pasca terjadinya bencana alam banjir bandang yang melanda Pulau Adonara, khususnya wilayah Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang. Mapping Area ini dilakukan para pelajar berusia belasan tahun ini dengan cara menyusuri Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi saluran banjir bandang ini, mulai dari jembatan Polsek Adonara Timur yang sempat putus total saat banjir bandang, hingga titik pusat munculnya banjir di Desa Lite, Kecamatan Adonara Tengah. 

Mapping Area ini dilakukan pada Minggu (13/08/23) dari pukul 08.00 sampai 15.30 Wita, saat sesi penjelajahan dalam Perkemahan Pramuka dalam rangka HUT Pramuka ke-62 Tingkat Gudep SMPN 1 Adonara Timur di Bumi Perkemahan Tobi Tello, Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT. Mapping Area ini diikuti oleh seluruh siswa sebanyak 363 siswa mulai dari kelas 7, 8, dan kelas 9 dengan paralel kelas A,B,C, dan D. Tak hanya siswa, para guru dan pegawai di lembaga ini sebanyak 32 orang juga turut serta mendampingi seluruh siswa dalam penjelajahan ini.

Menurut Penggagas Mapping Area yang juga merupakan guru di SMPN 1 Adonara Timur, Muhammad Lusi S. Wutun, S.Pd., Mapping Area ini bertujuan untuk memetakan wilayah yang terdampak banjir bandang pada 4 April 2021 silam. Dari Mapping Area ini, menurut Lusi, para siswa akan melakukan napak tilas perjalanan banjir, menemukan bekas-bekas tanah, bebatuan, bangunan, pepohanan, serta ekosistem lainnya pasca terjadinya bencana alam banjir bandang.  

"Dari Mapping Area ini, para siswa akan belajar dan menemukan secara ilmiah, apa itu banjir bandang, bagaimana proses terjadinya, apa saja penyebabnya, apa saja dampak yang ditimbulkan setelah banjir, lantas bagaimana solusi yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi banjir bandang ini," papar Lusi yang juga merupakan guru IPA di lembaga pendidikan ini. 

Sementara itu, Ahmad Jailani, S.Pd., Gr., yang juga merupakan penggagas Mapping Area ini menuturkan, kegiatan Mapping Area ini sengaja dimasukkan dalam perkemahan ini dengan pertimbangan bahwa para siswa mesti mempelajari perihal banjir bandang tidak hanya dari cerita atau informasi dari media semata, melainkan harus turun langsung di lapangan dan menggali data secara indrawi agar data yang dihasilkan benar-benar valid. 

"Para siswa berjalan sepanjang 3 zona yakni Zona A, Zona B, dan Zona C. Di setiap zona, para siswa akan menerima materi dari berbagai guru setiap mapel, di mana materi yang diberikan merupakan materi semua mata pelajaran yang berkaitan dengan banjir bandang. Hal ini bertujuan untuk melihat kompleksitas banjir bandang dari berbagai perspektif," terang Ahmad Jailani yang juga merupakan guru Pendidikan Pancasila di SMPN 1 Adonara Timur. 

Jailani melanjutkan, data hasil Mapping Area ini akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Penjabat Bupati, dalam waktu dekat setelah berkoordinasi dengan Camat Adonara Timur, Ariston Kolot Ola, S.I.P. 

"Dalam waktu dekat, perwakilan siswa kami akan mempresentasikan hasil Mapping Area ini langsung di hadapan Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M,Si., disusul penyerahan karya ilmiah dan bukti dokumentasi. Ini sebagai bentuk sumbangan nyata lembaga kami kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur dari aspek geologis," urai Jailani.[pr]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puluhan Guru SD di Wotanulumado Belajar Pendekatan Deep Learning

Gandeng PGRI Flores Timur, Adonara Edu Gelar TOT Guru Narasumber

SPENSA ADOTIM TAKLUKKAN MARGOT 3-0