Gelar Workshop IKM, Satap Tikatukang Matangkan Konsep dan Praktis Kurikulum Merdeka


Dalam rangka mematangkan pemahaman secara konsep dan teoritis berkaitan dengan Kurikulum Merdeka, SMP Negeri Satu Atap Tikatukang menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka. Workshop ini mengundang narasumber Guru Penggerak Angkatan 2, Pengajar Praktik Angkatan 6, dan Pengajar Praktik Angkatan 9, Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr.

Sebagaimana disaksikan media ini, workshop ini dimulai pada hari pertama (Jumat, 22/09/2023) yang dibuka secara resmi oleh Kepala SMPN Satap Tikatukang, Sabililah Pata Ola, S.Pd., didampingi Pengawas Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Flores Timur, Yohanes Sabon Lamak, S.Pd. Bertempat di Aula SMPN Satap Tikatukang, Desa Tikatukang, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, Kepala SMPN Satap Tikatukang, Sabililah Pata Ola, S.Pd., menyampaikan lembaganya antusias menyelenggarakan workshop ini karena memang sangat dibutuhkan oleh para guru.

“Ini kali kedua para guru di lembaga ini melaksanakan workshop pembelajaran ini. Dua kali workshop pembelajaran berdiferensiasi dan satu kali Workshop IKM. Secara khusus, lembaga kami mengundang Pak Muhammad Soleh Kadir untuk kedua kalinya,”

Workshop ini dimulai dengan materi Mengenal Kurikulum Merdeka. “Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam. Kebutuhan belajar tersebut, meliputi profil belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar. Karenanya strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini, yakni Pembelajaran Berdiferensiasi,” papar Muhammad Soleh, yang juga merupakan guru Bahasa Indonesia pada SMPN 1 Adonara Timur.

Setelah materi pertama ini, workshop dilanjutkan dengan materi kedua, Merancang Alur Tujuan Pembelajar. Pada materi ini, narasumber menuntun seluruh peserta untuk menganalisis Capaian Pembelajaran, merumuskan Tujuan Pembelajaran, dan merancang Alur Tujuan Pembelajaran. “ATP inilah yang sebelumnya dikenal dengan silabus. Bedanya, ATP ini mencakup 3 aspek yang terpisah pada Kurikulum 2013, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. ATP ini disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik yang ada di kelas tersebut,” urainya.

Usai mendengar materi dan merancang ATP, narasumber memfasilitasi peserta workshop untuk melakukan presentasi ATP dan melakukan refleksi secara bersama. Tampak, para peserta sudah terampil merancang ATP sendiri.

Pada hari kedua (Sabtu, 23/09/2023), narasumber memaparkan materi Pembelajaran Berdiferensiasi, Merancang Modul Ajar Berdiferensiasi, Merancang Asesmen Diagnostik, Asesmen Formatif, dan Asesmen Sumatif. Usai ini, narasumber memfasilitasi proses presentasi perangkat pembelajaran ini, termasuk menyiapkan bahan ajar, LKPD, dan post test untuk persiapan peer teaching.

“Selesai persiapan ini, peserta melakukan peer teaching dan langsung direfleksi secara bersama oleh narasumber dan peserta. Peer teaching ini menggunakan strategi pembelajaran berdiferensiasi agar seluruh materi konsep dan praktik perancangan perangkat pembelajaran, serta praktik pembelajaran yang didapatkan saat workshop, dapat diterapkan secara baik di sekolah,” jelas Muhammad Soleh.

Pengawas Dinas PKO Flotim, Yohanes Hilarius Sabon Lamak, S.Pd., mengatakan dirinya antusias atas penyelenggaraan workshop ini. Karena itu, dirinya menyampaikan proficiat dan apresiasi kepada lembaga pendidikan ini sekaligus berharap ke depan kegiatan seperti ini terus berlanjut.

“Setelah ini, saya akan melakukan supervisi dan berharap agar para guru yang mengikuti workshop dua hari ini, dapat menerapkan pembelajaran Kurikulum Merdeka di dalam kelas dan sekolah secara umumnya,” harap Pengawas Yohanes.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puluhan Guru SD di Wotanulumado Belajar Pendekatan Deep Learning

Gandeng PGRI Flores Timur, Adonara Edu Gelar TOT Guru Narasumber

SPENSA ADOTIM TAKLUKKAN MARGOT 3-0