Sambut Perubahan, SDI Bungabali Gelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka


Dalam rangka menyambut adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, UPTD Satuan Pendidikan Formal SD Inpres Bungabali menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Workshop yang berlangsung pada Kamis (07/03/2024) ini dihelat di Aula SDI Bungabali, Desa Lewopao, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur. 

Workshop ini mengundang narasumber Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr., yang merupakan guru pada SMPN 1 Adonara Timur, Guru Penggerak Angkatan 2 sekaligus Pengajar Praktik Angkatan 6 dan Angkatan 9.  Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala SDI Bungabali, Siprianus Sili Taka, S.Pd.SD.


Dalam amanat pembukaan, Sipri, sapaannya menyampaikan bahwa SDI Bungabali baru menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pertama ini untuk kelas 1 dan 4. Akan tetapi, lantaran para guru belum mendapatkan pelatihan khusus berkaitan dengan Kurikulum Merdeka, maka pelaksanaan pembelajaran berlangsung seadanya.

"Melihat kondisi ini, kami mengagendakan untuk menggelar Workshop IKM ini dengan mengundang narasumber yang sudah punya jam terbang tinggi dalam melakukan kegiatan berbagi praktik baik ini ke berbagai sekolah," paparnya.


Sipri yang juga merupakan Calon Guru Penggerak Angkatan 9 ini menyebutkan, kendatipun hanya kelas 1 dan 4 yang melaksanakan IKM, namun workshop ini melibatkan guru di semua kelas. "Harapan kami, dengan melibatkan seluruh guru dalam mengikuti kegiatan ini, ke depan semua guru bisa menjalankan IKM secara baik tanpa ada hambatan dalam hal teori maupun praktik pembelajaran di dalam kelas," tandasnya.

Sementara itu, Narasumber Workshop IKM, Muhammad Soleh Kadir, dalam pemaparan materi menyampaikan, fokus utama kurikulum merdeka adalah menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa. 


"Kalau pada kurikulum sebelumnya, seluruh guru dan murid diwajibkan menggunakan buku guru dan buku siswa. Padahal gaya belajar siswa berbeda-beda, misalnya ada visual, auditory, dan kinestetik. Buku cocok digunakan pada siswa visual, sedangkan untuk siswa auditory lebih cocok menggunakan video pembelajaran, dan kinestetik dengan melakukan praktik langsung," jelas Muhammad Soleh yang juga merupakan alumnus PPG Universitas Negeri Jakarta. 

Muhammad melanjutkan, agar pembelajaran yang dilakukan guru sesuai kebutuhan belajar siswa maka guru perlu melakukan asesmen diagnostik sebelum memulai pembelajaran. 

"Untuk memetakan profil dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan kuisioner, sedangkan untuk memetakan kesiapan belajar siswa, guru menggunakan soal pree test," terang narasumber yang juga merupakan penulis buku ini. 

Tampak dalam amatan media ini, para guru antusias mengikuti kegiatan ini dari pagi hingga sore. Kegiatan ini tidak hanya berisi pemaparan materi semata, melainkan juga ada saat ice breaking, menonton video, mengerjakan soal, merancang perangkat pembelajaran, hingga berdialog dengan narasumber terkait hal-hal belum diketahui para guru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Webinar SDN 1 Lamahala Tuai Pujian Dinas PKO Kabupaten Flores Timur

SMP PGRI Larantuka Gelar Workshop IKM Terampilkan Guru Hadapi Perubahan Pendidikan

SPENSA ADOTIM JUARA 1 TURNAMEN FUTSAL ANTAR PELAJAR ALJIHAD OPEN 2023